Sabtu, 14 Maret 2009

Distribusi ‘Bandol’ Grumbul Banaran Terhambat

PURWOKERTO (KR) - Diduga lantaran tingginya gelombang laut, distribusi barang antar pulau dari Kabupaten Banyumas terganggu. Demikian diungkapkan pengepul dan perajin sandal ban bodol (bandol) di Grumbul Banaran Kelurahan Pasir Kidul Kecamatan Purwokerto Barat, Giatno (36) dan Naryo (50), serta pemasok gula merah Desa Sudimara Kecamatan Cilongok, Chalimah (37) kepada KR Selasa (4/12) secara terpisah. Giatno mengatakan, barang yang dikirimnya melalui pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya terlambat sampai Makassar, Propinsi Sulawesi Selatan dan Kupang,

Nusa Tenggara Timur. Berdasarkan laporan yang disampaikan pemesan maupun biro jasa pengangkutannya, untuk mencapai Makassar memakan waktu pelayaran 17 hari. Sedangkan untuk tujuan Kota Kupang Propinsi Nusa Tenggara Timur, pelayaran membutuhkan waktu hingga 20 hari. Padahal, saat normal hanya membutuhkan waktu tujuh hingga sepuluh hari. “Seminggu yang lalu saya kirim barang ke Makassar sampai ke tujuan selama 17 hari, padahal biasanya hanya sepuluh hari. Sedangkan untuk Kupang juga terlambat sekitar sepuluh hari,” ujar Giatno ketika ditemui di rumahnya. Ia mengaku mengalami kerugian lantaran waktu pelayaran bertambah lama. Dijelaskan, jika normal, perusahaan mengirim produk sandal bandol setiap tiga minggu sekali. Kota Makassar mendapat jatah 10 koli atau 150 kodi senilai Rp 27 juta, sedangkan Kupang dikirim 1-3 koli dengan nilai Rp 2,7 - Rp 8,1 juta. “Namun karena memakan waktu lebih panjang, terpaksa tidak bisa mengirimkan sesuai dengan jumlah yang diharapkan. Jika biasanya kami mengirim barang setiap tiga minggu sekali, namun kali ini bisa lebih lama,” imbuhnya. Perajin lain, Naryo (50) berharap kondisi gelombang tinggi di lautan wilayah Indonesia tidak berlangsung lama, sehingga pemasaran produk sandalnya tetap lancar. Menurutnya, fenomena tersebut juga terjadi pada tahun sebelumnya. Meski demikian, ia meng-aku pasrah dengan fenomena gelombang tinggi yang tengah terjadi di Indonesia. “Tahun lalu kejadiannya juga sama, meski demikian saya pasrah. Namun jika boleh berharap, agar distribusi lancar pemerintah mungkin bisa mengangkut produk ke pulau lain dengan kapal yang lebih besar,” papar Naryo. Sementara itu, Chalimah menuturkan, pasokan gula ke luar Pulau Jawa sudah dihentikan sejak empat bulan lalu. Lanjutnya, dihentikannya pasokan itu juga lantaran gelombang laut yang meninggi, sehingga kini Chalimah hanya memasok kebutuhan di Jakarta. “Saya terakhir kirim gula merah ke Pontianak Kalimantan Barat melalui Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang empat bulan lalu. Lantaran ada gelombang tinggi pesanan akhirnya berhenti,” ujarnya.

1 komentar:

kuswoyo mengatakan...

Hallo...saya tertarik dgn sandal bandol dan saya akan coba pasarkan di daerah kami yaitu Banjarmasin, Kalimantan selatan.
Untuk itu saya mohon untuk bisa memberikan info mengenai teknis pemesanannya dsb kepada saya.
Demikian....terimakasih

 
purwokerto satria. Design by Wpthemedesigner. Converted To Blogger Template By Anshul Tested by Blogger Templates.