tag:blogger.com,1999:blog-28323771158757207672024-02-08T09:41:43.503-08:00purwokerto satriausaha untuk lebih mengenalkan tentang purwokerto dan lainya terlebih tentang desa pasir kidul kec.purwokerto barat berkaitan dengan usaha kecil dan menengah yang adasandalbandolhttp://www.blogger.com/profile/02067715681834042879noreply@blogger.comBlogger15125tag:blogger.com,1999:blog-2832377115875720767.post-66609862152037352682009-04-11T06:33:00.000-07:002009-05-02T09:11:42.411-07:00kopersi mendali mas<a href="http://3.bp.blogspot.com/_-ZgM9PYgLeA/SeChX5XtHII/AAAAAAAAAEY/ibrwZntFVoY/s1600-h/DCP_2343.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 267px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_-ZgM9PYgLeA/SeChX5XtHII/AAAAAAAAAEY/ibrwZntFVoY/s400/DCP_2343.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5323432191461235842" /></a><br />Koperasi mendali mas adalah salah satu sarana untuk ikut serta memajukan usaha sandal di banaran,di mana koperasi ini membantu anggotanay dari sisi permodalan yaitu dengan memfasilitasi pengrajin untuk dapat mencari tambahan modal dengan cara kredit lunak lewat bank, dan juga iku serta menyadiakan bahan baku untuk anggota dan ikut pula membantu memasarkan produknya lewat koperasi,untuk kualitas rata-rata berkualitas sedang<br />untuk pengiriman:pengepakan dengan menggunakan plastik dan juga karung plastik <br />pemesanan bisa lewat sms ke no.081326933253 an,ludi<br />barang yang di pesan akan segera di produksi apa bila kami telah memperoleh konfirmasi berupa transfer 50%dari nilai harga barang yang di pesan dan jangka waktu barang jadi dari mulai pemesan tergantung apakah kami sedang banyak menerima orderan barang, barang akan segera dikirim apa bila telah jadi dan kami telah menerima pembayaran secara tunai, hal ini terpaksa kami lakukan karena modal kami yang ter batas.<br />untuk besarnya ongkos kirim ditanggung oleh pembeli,dan akan di kirim sesuai dengan jasa kurir yang di tunjuk oleh pemesan.<br /> <a href="http://3.bp.blogspot.com/_-ZgM9PYgLeA/SeCqhsPKklI/AAAAAAAAAGU/inEwp03IVHQ/s1600-h/Picture+002.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 267px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_-ZgM9PYgLeA/SeCqhsPKklI/AAAAAAAAAGU/inEwp03IVHQ/s400/Picture+002.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5323442255339098706" /></a><br /><a href="http://2.bp.blogspot.com/_-ZgM9PYgLeA/SeCpud1CiCI/AAAAAAAAAFo/b_Um70dG4YU/s1600-h/Picture+001.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 267px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_-ZgM9PYgLeA/SeCpud1CiCI/AAAAAAAAAFo/b_Um70dG4YU/s400/Picture+001.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5323441375298095138" /></a><br /><div class="fullpost"><br /><a href="http://1.bp.blogspot.com/_-ZgM9PYgLeA/SeCf4wLPLXI/AAAAAAAAAEQ/Ge97OXq5kvE/s1600-h/DCP_2324.JPG"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 267px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_-ZgM9PYgLeA/SeCf4wLPLXI/AAAAAAAAAEQ/Ge97OXq5kvE/s400/DCP_2324.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5323430556905450866" /></a><br /><br /><a href="http://4.bp.blogspot.com/_-ZgM9PYgLeA/SeCfRkVncII/AAAAAAAAAEI/GudCldGrxwA/s1600-h/DCP_2323.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 267px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_-ZgM9PYgLeA/SeCfRkVncII/AAAAAAAAAEI/GudCldGrxwA/s400/DCP_2323.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5323429883712860290" /></a><br /><a href="http://3.bp.blogspot.com/_-ZgM9PYgLeA/SeCeyVvDZhI/AAAAAAAAAEA/Gz0r8LPPjn4/s1600-h/DCP_2322.JPG"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 267px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_-ZgM9PYgLeA/SeCeyVvDZhI/AAAAAAAAAEA/Gz0r8LPPjn4/s400/DCP_2322.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5323429347217073682" /></a><br /><a href="http://1.bp.blogspot.com/_-ZgM9PYgLeA/SeCpAvxgXCI/AAAAAAAAAFg/Rvd-6Yfyx_E/s1600-h/Picture+003.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 267px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_-ZgM9PYgLeA/SeCpAvxgXCI/AAAAAAAAAFg/Rvd-6Yfyx_E/s400/Picture+003.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5323440589841128482" /></a><br /><a href="http://3.bp.blogspot.com/_-ZgM9PYgLeA/SeCoPi6qiuI/AAAAAAAAAFY/74Oc5wfPDOw/s1600-h/Picture+021.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 267px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_-ZgM9PYgLeA/SeCoPi6qiuI/AAAAAAAAAFY/74Oc5wfPDOw/s400/Picture+021.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5323439744576293602" /></a><br /><a href="http://3.bp.blogspot.com/_-ZgM9PYgLeA/SeCwwTsHRHI/AAAAAAAAAI4/EClnuVx0WAQ/s1600-h/Picture+010.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 267px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_-ZgM9PYgLeA/SeCwwTsHRHI/AAAAAAAAAI4/EClnuVx0WAQ/s400/Picture+010.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5323449103517434994" /></a><br /><a href="http://4.bp.blogspot.com/_-ZgM9PYgLeA/SeCuvAL5ADI/AAAAAAAAAIY/6V6TqmAYGUQ/s1600-h/Picture+009.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 267px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_-ZgM9PYgLeA/SeCuvAL5ADI/AAAAAAAAAIY/6V6TqmAYGUQ/s400/Picture+009.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5323446882078883890" /></a><br /><br /></div>asandalbandolhttp://www.blogger.com/profile/02067715681834042879noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2832377115875720767.post-5577623752527986792009-03-31T06:29:00.000-07:002009-05-02T09:24:07.145-07:00kendala yang dihadapiSetiap orang atau usaha yang di jalankan pasti akan mendapatkan halangan dan rintangan,begitu juga dengan usaha sandal bandol yang kami jalani banyak halangan dan tantangan yang kami hadapi terutama menyangkut masalah bahan baku <div class="fullpost"><br />1.Bahan baku<br />Selama ini bahan baku yang kami pergunakan adalah bahan limbah dari pabrik besar,dan hal ini cukup menyulitkan kami dalam menjaga kualitas produk kami,karena kami tidak bisa mengontrol bahan baku yang tersedia,sehingga secara kualitas bahan kami kalah di banding merk-merk ternama semacam carvil,bata,dan yang semisalnya dari perusahaan yang besar,dan hal ini turut berpengaruh terhadap pangsa pasar kami dimana kami cukup kesulitan untuk dapat menggaet konsumen dari kalangan menengah atas,dan kesulitan bahan baku ini juga ikut memppengaruhi produktifitas kami dimana kami tidak mampu menyediakan bahan baku secara kontinyu sehingga terkadang kami harus berhenti hanya karena bahan baku yang tidak ada,seperti halnya masalah karet bekas produksi ban (bleder),dengan adanya krisis global dan pegurangan jumlah produksi ban mobil membuat kami kesulitan karet bekas produksi ban sebagai bahan baku alas sandal kami,semakinsulitnya bahan baku membuat harga menjadi naik secara otomatis berpengaruh terhadap prosentasi keuntungan yang kami dapatkan karena sulitnya kami menaikan harga jual membuat keuntungan yang kami peroleh pun semakin kecil hal ini menyulitkan kami untuk bertahan dalam usaha yang kami kelola.<br />2.Model <br />Terus terang tidak adanya basik ilmu yang berkaitan dengan masalah disainer,terpaksa kami menjiplak model sandal dari merk-merk ternama yang bisa kami ikuti,terkadang hal ini malah justru membuat kami kesulitan untuk menyesuaikan dengan produk yang kami hasilkan karena berbeda dalam hal bahan baku yang kami pakai.<br />3.Alat produksi<br /> selama ini alat produksi yang kami pake mayoritas hasil rakitan dari daerah kami sehingga bagi kami masih mengalami kesulitan untuk meningkatkan produksi maupun kualitas yang berimbas pada sulitnya untuk membuat model-model sandal yang bisa lebih baik lagi dan pangsa pasar yang mungkin masih kelas menengah kebawah,sehingga kamipun mengalami kesulitan untuk bersaing dengan produk lain yang mungkin secara model lebih baik dari produksi kami.<br />4.Pemasaran <br />Selama ini pemasaran hasil produksi kami selalu melalui pihak ke 3 sehingga kami kesulitan untuk bisa menilai pasar yang dapat berguna bagi kami dalam peningkatan kualitas produk kami,selama ini model yang kami keluarkan rata-rata bisa bertahan hingga jangka waktu yang cukup lama hal ini berimbas jarangnya kami mengeluarkan model-model baru karena bagi kami selama model tersebut masih laku dan masih banyak di minati orang maka hal itu kami pertahankan paling tidak ikut membantu biaya produksi karena setiap kali kami mengeluarkan model baru secara otomatis kami harus mengeluarkan kos yang tidak sedikit untuk hal tersebut. <br /></div>sandalbandolhttp://www.blogger.com/profile/02067715681834042879noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2832377115875720767.post-35904938456901430142009-03-18T09:50:00.000-07:002009-03-31T05:53:38.560-07:00Elang Bondol Di Kepulauan Seribu TerancamBenua asia dihuni sekitar 90 jenis raptor dan sekitar 71 jenis raptor diurnal berada di indonesia dan sekitar 15 jenis merupakan jenis yang endemik di indonesia bahkan beberapa endemik pulau, seperti Elang Jawa(Spizaetus bartelsi). Semua jenis raptor di indonesia telah dilindungi peraturan negara, misalnya undang-undang No.5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya serta PP.7 dan 8.<br /><br /><div class="fullpost">Tentang Elang Bondol<br /><br />sub species; <br /><br />Elang bondol terbagi menjadi 4 sub species yaitu, H.i.flavirostris. Pulau solomon H.i girenera, MOLUCCAS, NEW GUINEA, Bismarck Archipelago, dan AUSTRALIA; H. i. indus: PAKISTAN, INDIA, dan SRI LANKA,  CHINA; H. i. intermedius: Malay Peninsula, GREATER dan LESSER SUNDAS, SULAWESI, PHILIPPINES, and SULA ISLANDS(http://www.globalraptors.org). Elang bondol berukuran sekitar 45 cm. Elang bondol memiliki warna putih dengan coretan hitam vertical dari kepala, leher sampai perut dan coklat kepirangan pada bagian punggung sayap sampai ekor. Elang bondol memiliki kebiasaan terbang melayang-layang sambil mngintai mangsanya dan jika mangsanya sudah terlihat maka elang bondol akan langsung terbang menukik untuk mengangkap mangsanya. <br /><br />Penyebaran<br /><br />Daerah yang biasa di kunjungi elang bondol adalah daerah rawa, sungai, muara dan kepuluan sampai dangan daerah yang ketinggianya sampai 2800mdpl( di atas permukaan laut). Di indonesia sendiri elang bondol tersebar di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Bali.<br /><br />Breeding<br /><br />Cara berkembang biak elang bondol sama seperti halnya dengan burung-burung pemangsa lainya. Elang bondol akan membangun sarang pada pohon yang tinggi menggunakan ranting-ranting pohon yang disusun rapi. Elang bondol bertelur 2-3 butir telur tapi biasanya yang menetas dan berhasil hanya satu ekor yang akan terus di kawal sama induknya sampai bisa hidup mandiri.<br /><br />Food and Feeding<br /><br />Elang bondol dalam mencari hal mencari makan bukan hanya buruan yang masih segar. Tapi juga akan menangkap mangsa yang sudah menjadi bangkai yang biasanya adalah ikan-ikan yang mati dan mengambang di permukaan air.Selain memakan ikan, elang bondol juga biasa memakan katak, mamalia kecil dan insecta.<br /><br />Keberadaan Elang Bondol di Kepulauan Seribu<br /><br />Dari hasil survey yang dilakukan selama dua minggu hanya di temukan dua ekor elang bondol yang melintas dan itu di tempat yang berbeda(PPS Tegal Alur, 2004). Padahal jika kita datang ke tempat/habitat yang populasi elang yang masih bagus terutama untuk jenis elang bondol mereka dapat terlihat terbang berkelompok dalam jumlah banyak. Sedangkan yang ada di kepulauan seribu memang benar-benar sangat memprihatinkan. Elang bondol, burung yang menjadi maskotnya ibukota Negara keberadaannya di alam dalam ambang kepunahan. Kepakan sayapnya, lengkingan suara yang seperti merengek meminta seekor ikan untuk mengisi perut kini menunggu kataâ€kenangan†dan tarian indah di angkasa bak laying-layang hanya akan menjadi dongeng jika keberadan tidak ada yang peduli.<br /><br />Ancaman Kepunahan<br /><br />Program pemerintah dalam mensejahterakan kehidupan masyarakatnya memang kadang sering melupakan yang ada di sekelilingnya. Pembukaan pulau-pulau di kepulauan seribu untuk pemukiman otomatis akan ada penebangan-penebangan pohon yang ada di pulau. Pembukaan tempat-tempat wisata bahari juga memicu rusaknya habitat yang menjadi rumah elang bondol maupun elang yang lain. Selain rusaknya dan makin berkurangnya habitat untuk elang bondol adalah perburuan yang masih saja dilakukan. Walaupun itu bukan orang/masyarakat asli kepulauan seribu karena di kepulauan seribu yang mayoritas penghasilannya dari menjadi nelayan, setiap harinya juga banyak nelayan yang dari luar daerah. Perburuan untuk memenuhi kebutuhan pasar maupun hanya sekedar untuk dipelihara juga salah satu pemicu hilangnya keberadaan elang bondol di kepulauan seribu. Yang terakhir adalah lambanya elang bondol dalam masa berkembang biak. Elang bondol biasanya akan bertelur dua tahun sekali. Elang bondol bertelur 2-3 butir telur dan yang akan menetas biasanya satu ekor. Elang bondol akan mengasuh anaknya sampai bisa hidup mandiri. Setelah itu elang bondol akan kembali kesarang yang lama untuk kembali bertelur.<br /><br />Haruskah mereka hilang tuk selamanya?<br /><br />Burung-burung pemangsa adalah salah satu jenis yang perkembang biakanya lambat. Perburuan yang marak dan rusaknya habitat bagi elang bondol dan jenis elang lain adalah dari sekian banyak faktor penyebab kepunahan mereka. Peranturan pemerintah dan per undang-undangan yang sudah ada masih belum cukup untuk meredam tingginya eksploitasi terhadap burung-burung pemangsa seperti elang bondol. Kepulauan seribu termasuk daerah yang paling dekat dengan ibu kota Negara. Bahkan masih dalam wilayah DKI Jakarta. Tapi kenyataan di kalangan masyaraktnya nyaris tidak mengetahui akan hal itu. Sosialisasi yang kurang jadi satu penyebab ketidaktahuan di kalangan masyarakat. Padahal kunci utama dalam perlindungan kawasan beserta isinya adalah masuarakat sekitar yang memang tahu akan kondisi dan kebutuhan yang di perlukan. <br /><br />Elang bondol yang menjadi maskot ibu kota Negara Republik Indonesia, Jakarta keberadaanya di alam nyaris punah. Bahkan di kepulauan seribu sendiri yang masih di wilayah Jakarta. Haruskah mereka punah begitu saja? Tanpa kepedulian maka tak dapat di pungkiri elang bondol akan hilang dari habitatnya untuk selamanya. Satu jenis yang menjadi kebanggaan masyarakat DKI Jakarta harusnya akan tetap lestari dan hidup bebas di alam mengaringi angkasa dan birinya langit. Bukan di kandang yang sempit yang untuk bergerak mengepakan sayap saja susah. <br /><br />Pemerintah, masyarakat dan lembaga-lembaga terkait adalah pihak yang di harapkan bisa menyelamatkan mereka dan habitatnya<br /><br /></div>sandalbandolhttp://www.blogger.com/profile/02067715681834042879noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2832377115875720767.post-123829162306419742009-03-18T09:40:00.000-07:002009-03-31T05:54:06.833-07:00elang jawaLebak, -Populasi elang jawa di Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (TNGHS) kian terancam punah, menyusul kerusakan kawasan hutan lindung akibat adanya penebangan liar yang dilakukan masyarakat.<br /><br />“Saat ini populasi elang jawa yang ada tercatat sebanyak 19 ekor dan sebelumnya mencapai 200 ekor,” kata Petugas Pengendalian Ekosistem Hutan di Kawasan Tanaman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), Dede Nugraha, Rabu.<br /><br /><div class="fullpost">Menurut dia, menyusutnya populasi burung yang dilindungi pemerintah itu disebabkan tanaman hutan yang dijadikan sumber makanan menepis bahkan beberapa titik menghilang akibat adanya penebangan liar.<br /><br />Saat ini, menurut dia, elang jawa yang ada hanya tersebar di daerah Cikaniki, Blok Wates dan Gunung Endut sekitar kawasan hutan lindung TNGHS.<br /><br />Oleh karena itu, pihaknya bersama petugas polisi hutan secara berkala terus melakukan monitoring keberadaan elang jawa, sehingga satwa langka itu tidak terancam punah.<br /><br />Hingga saat ini, lanjut Dede, berdasarkan hasil monitoring di lapangan hanya sebanyak 19 ekor burung elang jawa yang masih berkeliaran di kawasan hutan konservasi TNGHS.<br /><br />Akan tetapi, satwa langka itu hingga sekarang belum juga berkembang-biak karena adanya kerusakan kawasan hutan taman nasional itu.<br /><br />Ia mengatakan, untuk mencegah kepunahan elang jawa di kawasan hutan Gunung Halimun-Salak, maka pihaknya selain melakukan pengamanan ketat juga memberikan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan konservasi.<br /><br />Kawasan hutan lindung TNGHS yang meliputi tiga Kabupaten yakni Lebak, Bogor dan Sukabumi, banyak satwa spesies yang dilindungi pemerintah. Misalnya, elang jawa, owa abu-abu, macan tutul dan lainnya, katanya.<br /><br />“Kami meminta masyarakat jangan sampai terjadi pemburuan satwa-satwa langka karena akan merugikan anak cucu kita,” ujarnya menambahkan.<br /><br />Sementara itu, Kepala Seksi Pengelolaan TNGHS wilayah Kabupaten Lebak, Pepen Rachmat, mengemukakan bahwa hingga saat ini spesies elang yang ada di hutan konservasi terdapat sebanyak 16 jenis, diantaranya elang jawa, elang hitam, elang alap-alap nipon, elang brontak, elang perut karet, elang alap-alap tikus, elang besar laut, dan elang alap-alap jawa.<br /><br />“Spesies elang tersebut tetap dimonitor petugas, agar tidak terjadi kepunahan,” katanya. (Antara/Foto:TNG,Halimun) <br /><br /><br /></div>sandalbandolhttp://www.blogger.com/profile/02067715681834042879noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2832377115875720767.post-12717494630232001582009-03-18T09:33:00.000-07:002009-03-31T05:54:42.479-07:00glatik watuSore ini (29082008) kelompok studi burung liar (peCUK) melakukan pengamatan rutin di hutan kampus tepatnya berada di belakang stadion sepak bola ITS. Tempat ini merupakan sarang dan tempat beristirahat bagi para burung liar. Akan tetapi kondisi hutan kampus saat ini tidak seperti yang dulu, karena banyak lahan yang terbakar dan di babat untuk dijadikan arel persawahan. Namun kondisi yang seperti itu tak menyurutkan langkah kami untuk mengamati burung liar yang ada disitu. Pengamatan sore ini dilakukan oleh saya Anien, Arnold, Ajie, Eni, Idah, Haya, Arifin, Ardian , Burhan, Lintang dan Putut yang datang karena adanya undangan terbuka bagi yang ingin ikut pengamatan kali ini. Karena terlalu banyaknya orang yang ikut pengamatan dan tidak dibagi menjadi beberapa tim suasana pengamatan tidak begitu terjaga, padahal etika pengamatan kan tidak boleh berisik,..he..he..he<br /><br /><div class="fullpost">PECUK !!!<br />Di tempat yang biasanya dipakai sebagai tempat bakar2 singkong Burhan melihat sesosok burung di tengah danau atau rawa yang hampir mengering dan ternyata buruing itu adalah gelatik jawa (Padda orizyvora), yang selama saya bergabung di peCUK, belum pernah saya melihat burung tersebut. Usut punya usut, ternyata kemungkinan burung tersebut adalah burung yang sengaja dilepaskan setelah dipergunakan untuk praktikum sistematika hewan sekitar 2-3 tahun yang lalu, dan siapa yang nyangka, kalau ternyata burung ini mampu bertahan hidup di tempat tersebut yang tergolong habitat yang baru bagi dirinya.. <br /><br />selain gelatik jawa kami juga menemukan beberapa jenis burung yang lain, diantaranya :<br /><br /><!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Ardeola speciosa (Blekok sawah) <br /><!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Ixobrychus cinnamomeus (Bambangan merah) <br /><!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Ixobrychus flavicollis (Bambangan hitam) <br /><!--[if !supportLists]-->4. <!--[endif]-->Amaurornis phoenicurus (Kareo padi) <br /><!--[if !supportLists]-->5. <!--[endif]-->Gallinula chloropus (Mandar batu) <br /><!--[if !supportLists]-->6. <!--[endif]-->Streptopelia chinensis (Tekukur biasa) <br /><!--[if !supportLists]-->7. <!--[endif]-->Collocalia linchi (walet linchi) <br /><!--[if !supportLists]-->8. <!--[endif]-->Pycnonotus aurigaster (Cucak kutilang) <br /><!--[if !supportLists]-->9. <!--[endif]-->Prinia flaviventris (Perenjak rawa) <br /><!--[if !supportLists]-->10. <!--[endif]-->Dicaeum trochileum (Cabe jawa) <br /><!--[if !supportLists]-->11. <!--[endif]-->Lonchura leucogastroides (Bondol jawa) <br /><!--[if !supportLists]-->12. <!--[endif]-->Lonchura maja (Bondol haji) <br /><!--[if !supportLists]-->13. <!--[endif]-->Pycnonotus goaivier (Merbah cerucuk) <br /><!--[if !supportLists]-->14. <!--[endif]-->Collocalia fudnifaga (Walet sarang putih) <br /><!--[if !supportLists]-->15. <!--[endif]-->Tringa sp(Trinil) <br /><!--[if !supportLists]-->16. <!--[endif]-->Porzana cinerea(Tikusan) <br /><!--[if !supportLists]-->17. <!--[endif]-->Hirundo sp(Layang-layang) <br /><!--[if !supportLists]-->18. <!--[endif]-->Passer montanus (Gereja erasia) <br /><br />Pengamatan kali ini selesai, ketemu di pengamatan minggu depan…<br /><br />Vivat peCUK !!! Bersenang-senang<br /><br />Written By : (A.N.I.E.N) and Posted by : (afien_4r/MIK_PECUK)<br /> <br /></div>sandalbandolhttp://www.blogger.com/profile/02067715681834042879noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2832377115875720767.post-82374506649523422292009-03-18T09:28:00.000-07:002009-03-31T08:10:04.778-07:00Bangau bluwok (Mycterea cinerea) di Teluk LamongKamis 20 Maret 2008, aku dan mas Pioel mengerjakan Analisa Vegetasi mangrove di kawasan teluk Lamong Surabaya, yang meliputi pulau Galang, muara kali Sememi, Branjangan, Greges, dan kali Anakan. Selain analisa vegetasi mangrove, kami juga melakukan inventarisasi avifauna di kawasan ini. <br /><br /><div class="fullpost">Berangkat jam 08.00 WIB dari Keputih, sampai lokasi sekitar jam 09.00 WIB. Sekitar setengah jam kemudian kami baru mulai menaiki perahu dari kali Lamong Gresik menuju lokasi pertama, muara kali Sememi. Lokasi ini sulit dijangkau lewat darat sehingga diputuskan lewat jalur air. Sekitar 20 menit menyusuri kali Lamong, akhirnya terlihat pulau Galang yang terletak tepat di muara sungai. Sambil melewatinya, kami melakukan pengamatan dan tercatat jenis-jenis burung yang didominasi famili Ardeidae seperti Egretta garzetta, Butorides striata, Ardea purpurea dan Nycticorax nycticorax. Dengan jarak kurang lebih 1,5 km dari pulau Galang, tampak muara kali Sememi. <br /><br /> <br /><br />Sepanjang pantai menuju Sememi masih terdapat vegetasi mangrove meskipun tidak terlalu tebal, namun setidaknya masih dapat meredam gelombang yang menghantam garis pantai. Kurang lebih 100 meter dari muara kami berdua memicingkan mata, di tajuk Sonneratia sp. terdapat 3 ekor burung yang sedang bertengger. Satu ekor sudah tidak asing lagi (Egretta sp.) sedangkan dua ekor yang lain jarang sekali kami temui, perahu kami dekatkan ke tepian pantai. Setelah jarak kami cukup dekat, baru kami bisa mengamati lebih detail jenis tersebut, field guide (MacKinnon, red.) kami buka dan kami coba mengidentifikasi tenyata jenis tersebut adalah Bangau Bluwok alias Milky stork alias Mycteria cinerea. Setelah kami yakin bahwa memang benar bahwa jenis tersebut adalah Bangau bluwok, kami keluarkan kamera digital yang kami bawa, dan kami dokumentasikan temuan kami tersebut. <br /><br /> <br /><br />Satu hal yang membuat kagum, bahwa jenis ini ternyata masih bisa ditemui di pantai Surabaya di Teluk Lamong dengan kondisi yang sudah memprihatinkan, mengingat jenis ini populasinya terbatas hanya diperkirakan sekitar 5.500 ekor di seluruh dunia dan sebagian besar (5.000 individu) berada di Indonesia, dari jumlah tersebut hanya 400 individu yang terdapat di jawa sedangkan sisanya di kalimantan. Sebaran jenis ini meliputi negara-negara di Asia Tenggara khususnya yang pernah tercatat di Indonesia, Malaysia, Kamboja, Thailand, dan Vietnam (iucnredlist.org).<br /><br /> <br /><br />Teluk Lamong sebenarnya merupakan habitat yang sesuai, burung ini tersebar di Indonesia dan Malaysia pada habitat yang berbatasan dengan mangrove, pada perairan dengan salinitas rendah. Umumnya mencari makan dihamparan lumpur daerah intertidal, rawa air tawar, kolam ikan, dan persawahan<br /><br /> <br /><br />Menurut IUCN, jenis ini dikategorikan dalam status Vulnerable (Vu) yang berarti rentan/ beresiko tinggi mengalami kepunahan. (ekho/pecuk)<br /><br /><br /><br />This entry was posted on Wednesday, June 4th, 2008 at 7:05 am and is filed under Burung dilindungi. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site. <br /><br /></div>sandalbandolhttp://www.blogger.com/profile/02067715681834042879noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2832377115875720767.post-67421701823043236372009-03-18T09:14:00.000-07:002009-03-31T05:55:14.108-07:00Indonesia Temukan Spesies Baru Burung Kacamata (Zosterops somadikartai)Spesies jenis ini hanya terdapat di tiga pulau, yakni di Batudaka, Togian, dan Malange. Spesies baru burung kacamata ditemukan di Kepulauan Togian, Teluk Tomini, Sulawesi Tengah. Spesies baru burung kacamata ini telah diberi nama dengan sentuhan lokal, Zosterops somadikartai. Penemuan spesies baru ini telah dipublikasikan oleh ilmuwan Indonesia dalam edisi terbaru Wilson Journal of Ornithology pada Mater 2008. Ini merupakan salah satu jurnal ornitologi paling terkemuka di Amerika Serikat (AS).<br /><div class="fullpost"><br /><br />”Para ahli dari Asia belum ada yang masuk jurnal itu, mungkin kita yang pertama,” ujar Direktur Eksekutif Indonesian Ornithologists’ Union (IdOU), Adam Supriatna, di Museum Zoologicum Bogoriense, Puslitbang Biologi, Cibinong, Bogor, Jumat (14/3).<br /><br />Dalam terbitannya, Wilson Journal of Ornithology menjadikan kajian ilmiah burung kacamata togian sebagai artikel utama dan sekaligus halaman sampul. Ilustrasi sampul edisi tersebut pun dibuat oleh seorang ilustrator alam dari Yogyakarta, Agus Prijono. ”Ini suatu prestasi yang cukup luar biasa bahwa seorang ahli dari negara berkembang berhasil menampilkan ilustrasinya dalam majalah ilmiah terkemuka di AS,” cetus Adam.<br /><br />Burung kacamata togian diperkenalkan di dunia ilmu pengetahuan 12 tahun setelah pertama kali diamati di lapangan. Penemuan lapangan dilakukan oleh Indrawan dan Sunarto, dua peneliti lapangan dari Universitas Indonesia (UI). Sementara, pertelaahan jenis baru ini diselesaikan melalui kerja sama dengan Dr Pamela Rasmussen dari Michigan State University, AS. Rasmussen merupakan seorang ahli taksonomi terkemuka di dunia yang mengambil spesialisasi spesies burung Asia.<br /><br /><br />Karya ilmiah penemuan burung kacamata togian tergolong luar biasa, karena merupakan kerja sama peneliti nasional dan internasional. Selain itu, mengabadikan salah satu ahli taksonomi bangsa Indonesia yang telah mengharumkan nama bangsa di dunia, yakni Profesor Somadikarta. Ia adalah Presiden Kehormatan untuk International Ornithological Congress XXV (pertemuan di Brasil pada 2010). Sebelumnya, Somadikarta juga pernah menjadi Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (F-MIPA) Universitas Indonesia pada 1978 hingga 1984 dan sebagai pejabat sementara Kepala Museum Zoologicum Bogoriense) pada 1962 hingga 1966 dan 1968 hingga 1970.<br /><br /><br />Kurang dari 5.000 ekor <br /><br />Burung-burung kacamata merupakan kumpulan spesies yang bertubuh kecil, berwarna kehijauan, dan umumnya memiliki lingkar mata berwarna putih. Dalam berperilaku, mereka sangat aktif bergerak dalam kelompok-kelompok kecil. Indonesia memiliki berbagai spesies kacamata atau Zosterops. Di Sulawesi dan pulau-pulau sekelilingnya terdapat tidak kurang dari 10 satuan-satuan spesies dan subspesial (taksa) yang di dalamnya terdapat enam spesies.<br /><br /><br />Berdasarkan penelitian terdahulu oleh Rasmussen dan rekan-rekannya,, jumlah taksa di Sulawesi dan pulau-pulau kecil di sekelilingnya bahkan mencapai 15 taksa, termasuk sembilan atau 10 spesies Zosterops. Sebaran berbagai taksa burung kacamata tersebut kebanyakan tidak tumpang-tindih. Beberapa spesies kacamata hanya terdapat di satu atau dua bagian Pulau Sulawesi.<br /><br /><br />Kacamata togian berbeda dengan spesies kacamata lainnya, karena tidak memiliki lingkaran putih di sekeliling mata. Mata spesies kacamata togian berwarna kemerahan, dan paruhnya lebih kemerahan dibanding yang lain. ”Ia hanya terdapat di tiga pulau, yakni di Batudaka, Togian, dan Malange. Diperkirakan, jumlahnya kurang dari 5.000 ekor,” ungkap salah seorang penemu, Indrawan.<br /><br /><br />Sayangnya, kata Indrawan, pada saat ditemukan, spesies kacamata togian harus langsung digolongkan ‘genting’ kepunahan (endangered), berdasarkan kriteria International Union for the Conservation of Nature Resources (IUCN). ”Walaupun di daratan utama Sulawesi burung-burung kacamata seringkali melimpah, burung kacamata togian ini ternyata hanya ditemukan di pesisir beberapa pulau kecil di Kepulauan Togian, Sulawesi Tengah,” keluhnya.<br /><br /><br />Berdasarkan penemuan spesies baru burung kacamata ini, kata Adam, maka Kepulauan Togian pun memenuhi persyaratan untuk ditetapkan sebagai ‘daerah burung endemik’ (DBE). Sesuai kesepakatan pengetahuan konservasi (menggunakan kriteria yang dibuat oleh lembaga pelestarian internasional BirdLife International), hanya dibutuhkan dua spesies endemik atau yang hanya terdapat di daerah tersebut dan tidak terdapat di daerah lain, agar suatu daerah ditetapkan menjadi daerah burung endemik.<br /><br />Kelompok tim peneliti Indrawan sebelumnya juga telah menemukan spesies baru burung hantu di kawasan hutan Kepulauan Togian, sekitar empat tahun lalu. Spesies itu diberi nama Ninox burhani (Indrawan and Somadikarta, 2004). ”Penamaan itu diberikan untuk mengabadikan nama petani dan pemburu setempat bernama Burhan dalam rangka menghargai kearifan lokal,” jelas Adam. <br /><br /><br />Menurut Dr Adi Basukriadi, Dekan FMIPA UI, penemuan spesies baru ini akan mendorong upaya lebih besar bagi pengembangan taksonomi, yakni ilmu pengetahuan yang mempertelakan dan menggolongkan mahluk hidup, khususnya di negara tropis. Profesor Somadikarta, lanjut dia, telah mendemonstrasikan bahwa warga suatu negara berkembang pun dapat berkontribusi bahkan turut menentukan standar dunia. ”Sulawesi dan pulau-pulau di sekitarnya masih dapat terus dijelajahi untuk menemukan berbagai spesies lain untuk ilmu pengetahuan,” tegasnya.<br /><br /><br />Direktur Puslit Biologi LIPI, Dr Dedy Darnaedi, menyambut baik pentingnya kerja sama internasional, terutama untuk membangun kapasitas ahli biologi dan ahli konservasi di Indonesia. Mengingat lajunya deforestasi serta degradasi hutan tropis dan humida, kata dia, maka penemuan spesies baru dan pelestariannya kini berpacu dengan waktu. ”Dalam negara megadiversiti ini, berapa banyak spesies yang akan punah sebelum sempat dikenal ilmu pengetahuan?” ingatnya. Eye <br /><br />(www.republika.co.id )<br /><br /><br /><br /> </div>sandalbandolhttp://www.blogger.com/profile/02067715681834042879noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2832377115875720767.post-14574643443886535792009-03-17T07:26:00.000-07:002009-03-31T05:56:19.381-07:00cinnabar hawk owlCinnabar Hawk-owl <br />05.03.2008 by burungsulawesi in Identifikasi, Konservasi, Species <br />Statusnya saat ini Rentan (Vulnerable). Di duga ini disebabkan oleh kehilangan hutan yang terus berlangsung dan degradasi habitat hutan di Sulawesi. Sehingga diperkirakan populasinya kecil dan terus menurun.Cinnabar Hawk-owl atau yang kenal dalam nama ilmiahnya sebagai Ninox ios diperkenalkan sebagai jenis baru pada tahun 1999 oleh Famela Rasmussen.<div class="fullpost"><br /><br />Dari beberapa perjumpaan yang pernah dilaporkan, jenis ini hanya dijumpai di tiga lokasi di Sulawesi, yaitu Cagar Alam Gunung Ambang, Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, dan Taman Nasional Lore Lindu. Dan rupanya, burung ini persebarannya hanya terbatas pada daerah-daerah ketinggian.<br /><br />Dari hasil survey teman-teman dari PALS (Pelestarian Alam Liar Sulawesi) yang pernah melakukan survey tentang burung hantu di Sulawesi Utara menyebutkan bahwa N ios mulai dijumpai pada ketinggian 900-an meter dari permukaan laut, di Kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone.<br /><br />Jika diperhatikan, record perjumpaan dengan burung ini semuanya ada di dalam kawasan konservasi, sehingga dukungan penuh terhadap pengelolaan dan perlindungan kawasan konservasi adalah penting. Namun, hal yang tak kalah pentingya adalah mendapatkan rekaman suaranya, sehingga survey dimasa datang akan dapat memberikan data yang lebih akurat dan langkah-langkah konservasinya sudah bisa ditentukan.<br /><br />Informasi lebih lanjut tentang jenis ini, bisa di baca di sini<br /><br /><br /></div>sandalbandolhttp://www.blogger.com/profile/02067715681834042879noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2832377115875720767.post-76354785112311293182009-03-14T10:28:00.001-07:002009-03-14T10:30:03.679-07:00PNS Banyumas wajib pakai sepatu Bandhol<a href="http://2.bp.blogspot.com/_-ZgM9PYgLeA/SbvpVxNhsKI/AAAAAAAAACY/8wQgyAas5fQ/s1600-h/Sandal-Bandol-Banyumas.jpg"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 300px; height: 191px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_-ZgM9PYgLeA/SbvpVxNhsKI/AAAAAAAAACY/8wQgyAas5fQ/s400/Sandal-Bandol-Banyumas.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5313096745610227874" /></a><br />Beberapa minggu yang lalu saya lihat di siaran TV seorang menteri sedang mengkampanyekan penggunaan Sepatu buatan Indonesia bagi para Pegawai Negeri. Hal ini dimaksudkan untuk mengangkat citra Produk dalam Negeri sekaligus juga mensiasati kondisi perekonomian yang sedang kurang baik.<br /><div class="fullpost">Nah hubungannya dengan Otonomi daerah, maka program penggunaan produk dalam negeri yang dicanangkan oleh pemerintah pusat layak diikuti oleh pemerintah daerah. Di Kabupaten Banyumas terdapat sentra Industri kecil sandal dan sepatu "BANDHOL". tepatnya di kecamatan Purwokerto Barat. Jika kita mau masuk kota Purwokerto dari arah barat, setelah lewat Kecamatan Karang lewas, sepanjang jalan Laksda Yos Sudarso berjejer toko-toko kecil yang memajang sandal, pot, dan kerajinan lain yang terbuat dari daur ulang ban bekas. <br /><br />Kerajinan daur ulang ban bekas menjadi barang-barang konsumer sudah berlangsung cukup lama, sejak saya kecilpun sudah ada. Nah karena bahan bakunya berupa ban bekas inilah maka sandal dan kerajinan lainnya disebut "BANDHOL" alias Ban Bodhol. Menurut informasi pemasaran Sandal "Bandhol " tidak saja dilakukan dengan memajang dagangan di toko-toko kecil milik pengrajin, tetapi juga di kirim sampai ke Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi terutama ke daerah Transmigrasi yang dihuni oleh masyarakat asal Banyumas.<br /><br />Kerajinan Bandol tetap esis meskipun harus bersaing dengan produk-produk pabrikan dan produk luar negeri karena memang cukup awet dan harganya sangat ekonomis. Satu pasang Bandhol hanya berharga antara 10 hingga 20 ribu saja, dan mampu bertahan sampai 5 tahun ga rusak-rusak.<br /><br />Guna menunjang kelangsungan hidup para pengrajin Bandhol, saya Usul kepada Bapak Bupati banyumas agar seluruh PNS dan Tenaga Honorer baik di Instansi PEMDA maupun Guru Bantu di Kabupaten Banyumas diwajibkan pakai Sepatu "BANDHOL". sebagaimana yang dikampanyekan oleh Bapak Menteri di Pusat sana.<br /><br />Bayangkan pak kalau sekitar 19.000 PNS dan pegawai Non PNS di Setiap instansi di Kabupaten Banyumas memakai Sepatu "Bandhol" made in Banyumas, pasti kehidupan para pengrajin Bandhol agak membaik, selain itu juga membuka peluang kerja yang cukup banyak bagi masyarakat kecil. Ya daripada Bapak pusing mikirin mau buat Pabrik Ethanol yang realisasinya sulit, mending bikin sepatu Bandol saja. <br />Bagaimana Pak Bupati ?<br />OK ?<br /></div>sandalbandolhttp://www.blogger.com/profile/02067715681834042879noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2832377115875720767.post-62565527997457319142009-03-14T10:19:00.000-07:002009-03-14T10:20:43.238-07:00Distribusi ‘Bandol’ Grumbul Banaran TerhambatPURWOKERTO (KR) - Diduga lantaran tingginya gelombang laut, distribusi barang antar pulau dari Kabupaten Banyumas terganggu. Demikian diungkapkan pengepul dan perajin sandal ban bodol (bandol) di Grumbul Banaran Kelurahan Pasir Kidul Kecamatan Purwokerto Barat, Giatno (36) dan Naryo (50), serta pemasok gula merah Desa Sudimara Kecamatan Cilongok, Chalimah (37) kepada KR Selasa (4/12) secara terpisah. Giatno mengatakan, barang yang dikirimnya melalui pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya terlambat sampai Makassar, Propinsi Sulawesi Selatan dan Kupang, <div class="fullpost">Nusa Tenggara Timur. Berdasarkan laporan yang disampaikan pemesan maupun biro jasa pengangkutannya, untuk mencapai Makassar memakan waktu pelayaran 17 hari. Sedangkan untuk tujuan Kota Kupang Propinsi Nusa Tenggara Timur, pelayaran membutuhkan waktu hingga 20 hari. Padahal, saat normal hanya membutuhkan waktu tujuh hingga sepuluh hari. “Seminggu yang lalu saya kirim barang ke Makassar sampai ke tujuan selama 17 hari, padahal biasanya hanya sepuluh hari. Sedangkan untuk Kupang juga terlambat sekitar sepuluh hari,” ujar Giatno ketika ditemui di rumahnya. Ia mengaku mengalami kerugian lantaran waktu pelayaran bertambah lama. Dijelaskan, jika normal, perusahaan mengirim produk sandal bandol setiap tiga minggu sekali. Kota Makassar mendapat jatah 10 koli atau 150 kodi senilai Rp 27 juta, sedangkan Kupang dikirim 1-3 koli dengan nilai Rp 2,7 - Rp 8,1 juta. “Namun karena memakan waktu lebih panjang, terpaksa tidak bisa mengirimkan sesuai dengan jumlah yang diharapkan. Jika biasanya kami mengirim barang setiap tiga minggu sekali, namun kali ini bisa lebih lama,” imbuhnya. Perajin lain, Naryo (50) berharap kondisi gelombang tinggi di lautan wilayah Indonesia tidak berlangsung lama, sehingga pemasaran produk sandalnya tetap lancar. Menurutnya, fenomena tersebut juga terjadi pada tahun sebelumnya. Meski demikian, ia meng-aku pasrah dengan fenomena gelombang tinggi yang tengah terjadi di Indonesia. “Tahun lalu kejadiannya juga sama, meski demikian saya pasrah. Namun jika boleh berharap, agar distribusi lancar pemerintah mungkin bisa mengangkut produk ke pulau lain dengan kapal yang lebih besar,” papar Naryo. Sementara itu, Chalimah menuturkan, pasokan gula ke luar Pulau Jawa sudah dihentikan sejak empat bulan lalu. Lanjutnya, dihentikannya pasokan itu juga lantaran gelombang laut yang meninggi, sehingga kini Chalimah hanya memasok kebutuhan di Jakarta. “Saya terakhir kirim gula merah ke Pontianak Kalimantan Barat melalui Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang empat bulan lalu. Lantaran ada gelombang tinggi pesanan akhirnya berhenti,” ujarnya.<br /></div>sandalbandolhttp://www.blogger.com/profile/02067715681834042879noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2832377115875720767.post-5474355656548563632009-03-14T10:14:00.000-07:002009-03-14T10:16:02.358-07:00Cuaca Buruk, Pengusaha Sandal Bandol TerpurukPengiriman ke Luar Jawa Tersendat <br />CUACA buruk di perairan maupun udara di sejumlah wilayah Indonesia yang hingga kini masih berlangsung berdampak terhadap kondisi sektor kerajinan sandal bandol asal Banyumas. <br /><br />Kenapa bisa? Alasannya, karena daerah tujuan pemasaran produksi sandal dari bahan baku ban bekas itu sebagian besar di Luar Jawa. Di antaranya ke Kalimantan, Sulawesi, Maluku maupun Sumatera. Pengirimannya memakai jasa pelayaran laut.<br /><br /><div class="fullpost">Perajin sandal bandol Banyumas terpusat di Kecamatan Purwokerto Barat dan sebagian Karanglewas. Perajin yang paling banyak berada di Kelurahan Pasir Kidul Purwokerto Barat. Sebagian besar penduduknya menekuni kerajinan meramu kembali ban-ban bekas menjadi aneka jenis barang baru, seperti sandal, sepatu, pot bunga, tempat sampah maupun barang-barang perlengkapan rumah tangga dan kendaraan. <br /><br />Menurut keterangan sejumlah perajin, dalam situasi normal pengiriman ke Luar Jawa sebulan bisa mencapai dua sampai tiga kali. Pengiriman bisa melalui Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya maupun Tanjung Emas Semarang. <br /><br />Namun sejak cuaca buruk, pengiriman barang menjadi tertahan. Untuk bulan Januari baru sekali, itu pun tidak maksimal. Sedangkan yang sudah siap kirim kini tertahan di beberapa pelabuhan.<br /><br />Salah seorang perajin, Kamal (35) menuturkan, permintaan sandol bandol dari Luar Jawa setelah Lebaran sebenarnya mengalami kenaikan. Sebab, sandal jenis ini banyak diminati masyarakat di sana. Harganya lebih murah, namun kualitasnya tak kalah dengan produksi pabrikan dan tahan lama.<br /><br />"Langganan saya di antaranya dari Makasar, Maluku, Kalimantan, Sumatera. Mereka jauh-jauh hari sudah memesan. Barang sudah siap kirim. Tetapi karena cuaca buruk, pengiriman jadi tersendat," tutur Kanal, kemarin.<br /><br />Perajin lain, Sunaryo (55) menuturkan, saat ini ada sekitar 500 kodi barang yang sudah siap kirim tertahan di Pelabuhan Surabaya. Barang tersebut akan dikirim ke Makasar. <br /><br />"Kami mengirim terakhir awal Januari saja sampai sekarang belum bisa diangkut," terangnya.<br /><br />Menurutnya, sandal sekitar 150 kodi itu senilai Rp 160 juta. Per kodi perajin bisa menjual antara Rp 145 ribu sampai Rp 180 ribu. Karena barang belum bisa dipasarkan sehingga biaya untuk produksi kembali juga ikut terhambat. <br /><br />" Kalau belum bisa terkirim berarti kami belum bisa membeli bahan lagi maupun membayar tenaga kerja," keluhnya.<br /><br />Karena barang-barang tersebut belum bisa terjual, para perajin juga belum bisa mendapatkan keuntungan. Bahkan mereka bisa terancam rugi karena barang tertahan cukup lama. (Agus Wahyudi-55) <br /><br /></div>sandalbandolhttp://www.blogger.com/profile/02067715681834042879noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2832377115875720767.post-33366977608717294572009-03-14T10:11:00.000-07:002009-03-14T10:13:52.062-07:00SANDAL BANDOL PRODUK LOKALOleh : Imam Alfi<br />MENGAMATI hasil kerajinan lokal memang mempunyai makna tersendiri. Kerajinan disamping sebagai hobi juga mendatangkan uang. Dengan kerajinan orang terpenuhi kebutuhan keluarganya bahkan tak jarang yang sukses.<br />Barang yang tidak dipakai didaur ulang sehingga menjadi barang layak jual. Seperti kerajinan sandal bandol Purwokerto. Anda bisa jumpai ketika melewati Jl Laksda Yos Sudarso Purwokerto Barat. Terlihat banyak tumpukan ban bekas diseberang jalan.<br />Namun lebih menarik lagi, karena disebelahnya lagi anda akan melihat banyak toko-toko sandal bandol berjejer rapat. Disitu terlihat model-model sandal cantik, sepatu, tempat sampah, ayunan anak-anak. Semuanya terbuat dari bahan ban bekas.<br /><div class="fullpost">Itulah industri kecil yang dirintis pak Maman (45) Warga asal Purwokerto Barat. Sejak15 tahun yang lalu bersama keluarganya memberanikan diri untuk buka toko sandal Bandol. Dia membuat dari yang kecil seperti sepatu, sandal kayu, anyunan anak-anak tempat sampah sampai suku cadang mobil.<br />Ia mengalami pasang surut perekonomian pada awal perintisannya Sampai-sampai ia terlilit utang untuk memperbesar mengembangkan dagangannya. "Karena saya sudah lama bertekad mau tidak mau harus bertahan agar bisa eksis," Tutur pria kelahiran Purwokerto<br />Dia mengaku naiknya harga sembako sangat memperngaruhi dagangannya. Namun mau bagaimana lagi yang terpenting dia bias bertahan dan yakin berhasil.<br />Dengan modal ketrampilannya itulah.Kini, dia telah memiliki 10 orang karyawan. Setiap harinya pak Maman bisa memproduksi 200 pasang sandal. siap jual. Kalu kita datang ke tokonya maka banyak sekali tumpukan sandal siap jual.<br />Untuk bahan baku dia tidak perlu pusing karena sudah ada petugas yang mengantar ke tempatnya. Apalagi sekarang sudah ada bahan baku yang langsung diperoleh dari Jakarta. Ini dilakukan agar penampilan barang dagangannya lebih menarik. "Kami peroleh barang abaku lansung dari Jakarta, jelang lebaran orang dari berbagai penjuru datang kesini". Ujarnya.<br />Harga barang juga beragam. Di toko pak Maman harga terbagi dua ada hrga kodian dan ada harga ketengan. Untuk satu kodi sandal hanya Rp 10.000-Rp. 12.000. Sedangkan untuk ketengan Cuma Rp. 12.000. Tempat sampah tanpa tutup Rp. 10.000 bila dengan tutup Rp. 20.000.<br />Selain harga murah juga awet. Tidak gampang putus. "Saya suka banget sandal kaya gini mas…. saya belinya udah lupa sekarang baru rusak" Ujar Wawan (25) saat memilih-milih model sandal<br /></div>sandalbandolhttp://www.blogger.com/profile/02067715681834042879noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2832377115875720767.post-36005547702642902152009-03-14T09:26:00.000-07:002009-03-14T10:10:46.084-07:00liputan teman dari ugm<a href="http://4.bp.blogspot.com/_-ZgM9PYgLeA/Sbvb0GemppI/AAAAAAAAAAw/K_Xjd1gO174/s1600-h/2810765230102494403S600x600Q85.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 267px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_-ZgM9PYgLeA/Sbvb0GemppI/AAAAAAAAAAw/K_Xjd1gO174/s400/2810765230102494403S600x600Q85.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5313081873552287378" /></a>Sesuai permintaan, ini hasil liputan tentang sendal bandol didaerah banaran pasir kidul purwokerto. Daerah ini ada diaerah barat purwokerto, tepatnya di jalur utama menuju ke daerah pantai utara seperti Tegal dsb. Kurang lebih sekitar 2,5km dari perlintasan stasiun purwokerto ke arah barat. Di daerah ini, banyak penjual sandal yang bahannya terbuat dari ban, lebih tepatnya sisa bahan pembuat ban, sebelum diberi kawat dan serat..<div class="fullpost"><br /> Biasa disebut sebagai sandal bandol™ oleh penduduk sekitar. Disana ada juga sandal yang memang terbuat dari ban bekas, biasanya di gunakan untuk membuat sandal bandol yang biasa terdapat dipasaran dan juga tempat sampah yang berbentuk agak gepeng seperti ban yang dibalik bagian dalamnya menjadi bagian luar.<br /><a href="http://3.bp.blogspot.com/_-ZgM9PYgLeA/SbvchfOoVtI/AAAAAAAAABA/L5eBmBFSkKk/s1600-h/pak+wito.bmp"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 267px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_-ZgM9PYgLeA/SbvchfOoVtI/AAAAAAAAABA/L5eBmBFSkKk/s400/pak+wito.bmp" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5313082653290288850" /></a><br /><br />Karena kondisi waktu itu hujan deras sekali. Jadi ya asal mampir saja ke salah satu kios sandal bandol disana. Kemarin mampir ke kiosnya Pak Wito. Ada dibagian paling barat dari semua kios yang ada, kecil kiosnya, dibuat dari kayu dan berdiri seperti panggung karena memang bangunannya tidak langsung bersentuhan dengan tanah. Meskipun kecil, isinya padat juga lho. Banyak sandal dan berbagai kerajinan yang terbuat dari ban. Di bagian depan, terdapat etalase yang berisi contoh2 dari sandal yang dijual Pak Wito yang asli dari purwokerto ini namun juga fasih berbahasa jawa, tidak cuma ngapak.<br /><br />Di dalam etalase, terdapat bermacam macam jenis sendal bandol yang dijualnya, tapi khusus sendal yang tidak murni terbuat dari ban. Maksudnya, bahannya tidak hanya dari ban, dari karet dan bahan lain juga. Dan bahan ban hanya terdapat di bagian bawahnya saja dengan maksud supaya lebih awet gitu. Di bagian kananya terdapat banyak iket dan sebuah tong sampah yang terbuat dari ban. Pokoknya, semua ban dech…Di etalase dalam, di atas etalasenya ada banyak sandal bandol lain dan juga asbak yang terbuat dari ban. Antik juga ini asbak, Kirain apaan waktu dipajang, elips g jelas, g taunya itu dua asbak ditumpuk jadi 1. Dah kyk endog aja bentuknya. Di dalem etalase, ada lebih banyak lagi asbak dan kerajinan lain.<br /><a href="http://4.bp.blogspot.com/_-ZgM9PYgLeA/Sbvb0GemppI/AAAAAAAAAAw/K_Xjd1gO174/s1600-h/2810765230102494403S600x600Q85.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 267px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_-ZgM9PYgLeA/Sbvb0GemppI/AAAAAAAAAAw/K_Xjd1gO174/s400/2810765230102494403S600x600Q85.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5313081873552287378" /></a><br /><a href="http://3.bp.blogspot.com/_-ZgM9PYgLeA/SbveVVFo5CI/AAAAAAAAABQ/UFHLuvI_UQQ/s1600-h/bokor.jpg"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 133px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_-ZgM9PYgLeA/SbveVVFo5CI/AAAAAAAAABQ/UFHLuvI_UQQ/s400/bokor.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5313084643433047074" /></a><br /><br />Dibagian luar, di terasnya juga banyak lagi sandal yang digantung, ada juga tong sampah itu lagi, bahkan alas untuk karpet mobil juga ada. Ada sandal yang bentuknya aneh, seperti sendal pendekar2 yang ada di sinetron Mak lampir itu Terus, ada juga sandal bandol yang asli bandol, semua bahannya dai ban bekas yang dipotong jadi sandal. Bentuknya jepit tapi keras, jadi buat lempar maling juga mantep itu Ada juga sendal buat adek2 yang masih imut2nya. berbagai macam juga digantung disitu.<br /><a href="http://4.bp.blogspot.com/_-ZgM9PYgLeA/Sbve28BPNXI/AAAAAAAAABY/WgDb6fROvF8/s1600-h/ndeleng.jpg"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 133px; height: 200px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_-ZgM9PYgLeA/Sbve28BPNXI/AAAAAAAAABY/WgDb6fROvF8/s400/ndeleng.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5313085220819252594" /></a><br /><br /> <br />Ok, sekarang dibahas masing2 sendal. Dibagian etalase depan, ada banyak sendal didalemnya. Tapi itu cuma sampel, ukurannya jadi ya itu2 aja. Nah, semua sendal didalemnya, cuma seharga Rp 10.000,-/pasang. Murah to??Mau ukuran kecil sampe gede juga Rp 10.000. Bentuknya pun beraneka rupa. Bagus2 lagi. Daripada beli sandal gunung mahal2 ato di emperan pedagang kaki lima di Malioboro, mending ini, gak kalah menarik bentuknya. Sesuai selera anak muda. Dari jepit sampe slop juga ada. Ukuran maksimal untuk sendal2 ini adalah 42. Lupa kalo yang paling kecil berapa, mungkin seukuran anak TK juga ada. Warna2nya juga asik2, dari yang item, abu2 sampe pink juga ada<br /><br />Lanjut ke bagian teras. Dibagian ini, ada bermacam-macam kerajinan. Dimulai dari sandal lagi. Untuk sendal pertama, ada sendal yang bentuknya unik.<a href="http://2.bp.blogspot.com/_-ZgM9PYgLeA/SbvfSD-ImtI/AAAAAAAAABg/MDNrKGl7f30/s1600-h/sandal+kentongan.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 267px; height: 400px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_-ZgM9PYgLeA/SbvfSD-ImtI/AAAAAAAAABg/MDNrKGl7f30/s400/sandal+kentongan.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5313085686810188498" /></a><br /> Kayak yang biasa dipake pendekar2 di sinetron misteri gunung merapi. Ada talinya dari bawah mpe hampir dengkul mungkin. Jadi panjang juga itu sendal. Katanya, sendal ini didesain khusus untuk peserta lomba kenthongan yang menjadi salah satu acara tradisi rutin tiap tahun di kota Purwokerto. Jadi ya lomba kenthongan gitulah, berkelompok, siapa yang paling asik musiknya, kompak, keras, itu yang menang. Untuk harga, saya lupa tanya untuk yang satu ini. ukuran maksimal juga 42.<br /><br />Sandal yang kedua, yaitu sandal bandol yang seluruh bahannya dari ban. Bentuknya sendal jepit, tapi dari ban bekas buatnya. Jadi masih tampak serat2 didalemnya. Secara keseluruhan, sendal bandol ini memang awet, kecuali kalo di MalingSendal yang satu ini terbukti paling awet, kecuali kalo di maling tadi Tapi berguna juga buat nmimpuk maling. Soalnya, saking kakunya ban bekas itu jadi ya keras banget. Cocok dipake buat ke kamar mandi, apalagi kalo pas musim hujan gini. Pasti anti bau, meskipun seara umum sendal bandol memang tidak bau. Tapi ya licin untuk sendal ini. Enak juga kalo buat kongkow2, g kliatan “katrok” banget lah. Daripada sendal jepit merk “swallow” dkk yang kurang sreg kalo dipake jalan2 apalagi kongkow2. SAndal ini cukup murah, cuma Rp 7.000,-/pasangnya. Ukuran sepertinya standar semua sama. Keunggulannya ya cuma di awet, keras dan tidak baunya itu.<br /><a href="http://2.bp.blogspot.com/_-ZgM9PYgLeA/SbvfyPLIe5I/AAAAAAAAABo/LOMa_jIl0lI/s1600-h/tempat+sampah.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 133px; height: 200px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_-ZgM9PYgLeA/SbvfyPLIe5I/AAAAAAAAABo/LOMa_jIl0lI/s400/tempat+sampah.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5313086239573310354" /></a><br /><a href="http://2.bp.blogspot.com/_-ZgM9PYgLeA/SbvgGL4EArI/AAAAAAAAABw/1aIWK53itt0/s1600-h/sandal+di+gantung.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 133px; height: 200px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_-ZgM9PYgLeA/SbvgGL4EArI/AAAAAAAAABw/1aIWK53itt0/s400/sandal+di+gantung.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5313086582285402802" /></a><br /><br /><br /><br /><br /><br />Barang lain, ada yang namanya tempat sampah dari ban. Nah, ini unik juga. Semua bahannya murni dari ban. Tapi bukan ban bekas, melainkan sisa bahan pembuat ban sebelum di beri serat dan kawat.Yaitu, tong sampah. Tinggi tempat sampah ini sekitar 50 cm. Dengan tutup berbentuk setengah bola, dari ban juga. Kalo diliat2 cukup buat diisi ma anak kecil yang pengen ngumpet disitu Selain buat tempat sampah, bisa juga dipake buat tempat ngumpulin baju2 yang kotor. Harga tong ban ini Rp 40.000/buahnya.<br /><a href="http://3.bp.blogspot.com/_-ZgM9PYgLeA/Sbvgz4GycRI/AAAAAAAAACA/Z-vNRfgM8a8/s1600-h/2563636680102494403S425x425Q85.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 267px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_-ZgM9PYgLeA/Sbvgz4GycRI/AAAAAAAAACA/Z-vNRfgM8a8/s400/2563636680102494403S425x425Q85.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5313087367252439314" /></a><br /><br /><br />Selain barang2 diatas, dibagian teras ini juga ada karpet untuk mobil, bahkan alas untuk tidur kalo lagi camping *g tau aku namanya*. Selain itu juga ada banyak sendal dengan bentuk lain yang digantung, iket yang digunakan untuk mengikat apa saja, sama tali buat katrol ember di sumur juga ada.<br /><a href="http://4.bp.blogspot.com/_-ZgM9PYgLeA/SbvhEu_EE4I/AAAAAAAAACI/FOF_VYhHhxM/s1600-h/2482856580102494403S200x200Q85.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 133px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_-ZgM9PYgLeA/SbvhEu_EE4I/AAAAAAAAACI/FOF_VYhHhxM/s400/2482856580102494403S200x200Q85.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5313087656861897602" /></a><br /><a href="http://4.bp.blogspot.com/_-ZgM9PYgLeA/SbvhUVxlAhI/AAAAAAAAACQ/tFNnlv5TQE4/s1600-h/2796290080102494403S200x200Q85.jpg"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 133px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_-ZgM9PYgLeA/SbvhUVxlAhI/AAAAAAAAACQ/tFNnlv5TQE4/s400/2796290080102494403S200x200Q85.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5313087924972356114" /></a><br /><br /><br /> <br />Dibagian etalase dalam, ada barang unik lain, yaitu asbak yang seluruh bagiannya juga terbuat dari ban. Tebel juga ni asbak. Bentuknya mirip kayak gelas yang mewah2 itu. Tpi yang ni item. Mungkin bisa juga kalo mau dibuat gelas Sendal ini juga keras, buat mukul orang bisa pusing2 juga. Tadinya, aku kira barang apa, soalnya bentuknya kaya telur. Ga tauinya itu 2 asbak ditumpuk jadi satu. Asbak ini cukup murah juga untuk asbak seukuran itu.Hanya Rp 7500 perbuah nya dah dapet asbak gede seukuran gelas, bahkan lebih besar. hahaha<br /><br />Baiklah, sekian liputan tentang sandal bandol. Sebenernya masih banyak barang lain tapi g sempet terdata bentuk, ukuran dan harganya. Mungkin dilain kesempatan diupload lagi. Ada yang pengein nitip???saya bersedia. Karena insya Allah, sesuai catetan yang kemaren2, doakan saja semoga saya sering main ke purwokerto. hehehehehe….Kalo ada yang berminat silakan hubungi saya, PM ke ndh33.cool@gmail.com atau datang sendiri ke banaran pasir kidul, purwokerto.. <br /><br /></div>sandalbandolhttp://www.blogger.com/profile/02067715681834042879noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2832377115875720767.post-63058046967484611012009-03-14T09:23:00.000-07:002009-03-14T09:26:47.573-07:00Sandal bandol Karanglewas sampai ke Istana NegaraPurwokerto (Espos). Meskipun bentuknya sederhana dan hanya didominasi warga hitam saja, sandal bandol produksi pengrajin di Karanglewas, Kecamatan Purwokerto Barat sangat digemari masyarakat. Selain harganya yang murah, sandal bandol yang terbuat dari karet tersebut lentur dan sangat tahan lama. <br /><br /><div class="fullpost">Berbagai macam bentuk dan model sandal dapat dijumpai di sepanjang Jalan Yos Sudarso, Karanglewas. Tempat tersebut memang terkenal sebagai sentra pembuatan sandal bandol serta barang-barang dari ban bekas lainnya, seperti tempat sampah, tali dan sebagainya.Harga satu buah sandal bandol antara Rp 10 ribu hingga Rp 20 ribu per buah. Menurut penuturan salah seorang pembuat sandal, Riyono (26), warga Jalan Kebanaran, Pasir Kidul, Kecamatan Purwokerto Barat, sandal produksinya sudah sampai ke istana negara. Sandal tersebut dipakai oleh grup kenthongan yang beberapa waktu lalu melakukan pementasan di istana negara.<br /><br />"Sandal buatan saya ini sudah dilihat langsung oleh Pak Presiden lho mba, karena pakai oleh grup kenthongan yang kemarin pentas di istana," kata Riyono kepada nara sumber Espos,Senin (6/11)<br />Sandal yang sudah sampai ke istana tersebut diberinama sandal 'tek-tek', karena khusus dipergunakan oleh pemain kenthongan. Bentuknya seperti sepatu biasa, tetapi memanjang hingga sebatas lutut. Bentuk anyaman yang memanjang tersebut bermacam-macam. Harganya berkisar antara Rp 20 ribu.<br /><br /><br />Modal<br /><br />Menurut penuturan Riyono, usahanya yang sudah dirintis turun-temurun tersebut tidak mendapat perhatian dari Pemkab Banyumas. Meskipun produksinya sudah terkenal dan merambah ke luar Banyumas, namun hingga kini Riyono mengaku belum pernah mendapat bantuan modal dari Pemkab Banyumas. Selain itu, dalam hal pemasaran, sandal bandol saat ini sedang lesu, karena kedatangan sandal spon dari Cirebon dan sekitarnya.<br />"Kesulitan utama bagi pengrajin kecil seperti kami adalah masalah modal. Terlebih lagi selama ini tidak ada perhatian dari Pemkab Banyumas terhadap usaha sandal bandol ini. Paling kita hanya mendapat cipratan rejeki dari komitmen bupati Banyumas untuk menggalakkan kesenian kenthongan. Karena itu setiap bulan Agustus kita kebanjiranpesanan," tuturnya.<br /><br /></div>sandalbandolhttp://www.blogger.com/profile/02067715681834042879noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2832377115875720767.post-90995011823478113412009-03-07T08:51:00.000-08:002009-03-07T08:54:15.365-08:00Pengenalan tentang sandal bandol<a href="http://3.bp.blogspot.com/_-ZgM9PYgLeA/SbKmHmfAwvI/AAAAAAAAAAk/jNgI6YOD8Bw/s1600-h/1_683102010l.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5310489560143151858" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; WIDTH: 125px; CURSOR: hand; HEIGHT: 83px" alt="" src="http://3.bp.blogspot.com/_-ZgM9PYgLeA/SbKmHmfAwvI/AAAAAAAAAAk/jNgI6YOD8Bw/s400/1_683102010l.jpg" border="0" /></a><br /> Apayang anda pertama kali ingat tentang purwokerto,apakah kripik tempe,mendoan ataukah getuk goreng sokaraja atau mungkin baturaden?mungkin sandal bandol baru anda dengar? ya sandal bandol adalah termasuk salah satu yang khas dari purwokerto walaupun mungkin kalah tenar dari semua hal di tas namun itu adalah kenyataan<div class="fullpost"><br />karena mungkin hal itu kurang adanya promosi namun tanpa promosi pun jangkauan pemasaran sekarang sudah menyabar keseluruh indonesia, di jawa sendiri mungkin hanya daerah jawa barat yang masih jarang ditemukan adanya orang yang memakai sandal bandol,mungkin karena model yang kalah di banding cibaduyut Bandung dan juga gobras di Tasikmalaya,namun untuk daerah jawa tengah kearah timur sampai ke madura sandal produksi dusun kebanaran(banaran) kota purwokerto ini penyebaranya sudah cukup merata.ngomong-ngomong soal sandal bandol sebenarnya kenapa di namakan sandal bandol?hal ini kira-kira berawal di dasawarsa 60an dimana para orang tua kami mengawali usaha sandal yang awalanya dari ban bekas,dan mungkin dari sini sehingga lebih di kenal dengan nama sandal bandol yaitu singkatan dari ban bodol alias ban bekas mobil yang sudah tidak di pakai lagi,model ini bertahan cukup lama yakni sampai awal tahun 90an,meskipun bukan hanya sandal yang di produksi dari ban-ban bekas ini namun yang paling menonjol dan yang mengangkat nama banaran sehingga di kenal sampai saat ini di seluruh indonesia yaitu sandal bandol, sedangkan produksi lain yang berbahan dasar ban bekas selain sandal adalah tempat sampah (bokor) karet,ayunan karet,tali timba,tali jok kursi, pot bunga, karet onderdil mobil,karet tromol motor, karet cabut bulu ayam, dan masih banyak lagi jenis-jenis barang yang diproduksi dari bahan dasar karet inisebenarnya untuk era sekarang sandal yang di buat dari ban bekas sudah jauh berkurang jumlah pengrajinnya karena mengikuti tren di masayarakat dan perkembangan jaman namun bukan berarti sudah tidak di produksi sama sekali,sandal yang sekarang di produksi lebih banyak berbahan dari limbah pabrik sandal dan sepatu,yaitu spon/eva namun hal ini bikan lantas meninggalkan karet sama sekali,justru di sinilah kelebihan sandal bandol di banding yang lainnya meskipun tidak semua menggunakan karet namun untuk alasnya tetap menggunakan karet,namun karet yang di gunakan bukan lagi dari ban bekas namun dari karet sisa produksi ban mobil yang sudah tidak lagi di gunakan alias limbah pabrik.sedangkan untuk sarana produksi atau alat kebanyakan masih manual meskipun sekarang sudah di bantu dengan alat-alat yang tidak hanya mengandalkan kentrampilan tangan namun tetap masih belum dibantu dengan mesin -mesin canggih seperti produksi sandal dari produsen besar,mayoritas pekerja yang berkecimpung di usaha sandal ini adalah dari masyarakat banaran sendiri karena 90%nya bekerja di usaha sandal ini meskipun ada yang dari daerah sekitar,hal ini bagi kami cukup membantu mengatasi pengangangguran di daerah kami sendiri sehingga anak mudanya tidak perlu terlalu di pusingkan mencari kerja selepas sekolah,untuk masalah pemasaran sampai saat ini kami tidak terlalu bingung karena pesanan sudah cukup banyak baik itu dari jawa maupun luar jawa apakah itu dari sumatra, kalimantan , sulawesi, sampai juga ke papua,hanya untuk ekspor ke negara terdekat seperti malaysia maupun philipina atu thailan kemi secara langsung belum pernah mengekspornya karena kami sadari bahwa produk kami masih kalah secara kualitas di banding dari perusahaan besar namun apa bila ada kemauan di situ pasti ada jalan<br /></div>sandalbandolhttp://www.blogger.com/profile/02067715681834042879noreply@blogger.com0